Rabu, 10 Januari 2018

MAKALAH Kesehatan dan Keselamatan kerja K3


KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini tepat pada waktunya. Tugas ini membahas tentang Kesehatan dan keselamatan kerja.
                                                     
Dalam penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
                           
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.

Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

MEDAN 11 NOVEMBER  2016
PENULIS




DAFTAR ISI







BAB I. PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan.
 Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapatdiselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan biaya operasional pekerjaan.
 Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial (dana), tetapi bisa menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia. Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama. Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar, manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin sampai merenggut nyawa.
Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak mengalami kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara yangditerapkan pada jaman dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara (sistem) kerjanya.

B.     TUJUAN

untuk mengetahui lebih lanjut tentang keselamatan dan kesehatan kerja.Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga kita mengerjakan suatu pekerjaan di bengkel atau industri sudah tahu keselamatn dan kesehatan kerja.





BAB II. PEMBAHASAN

Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau kerusakan.Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja,(terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan). Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda.Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai dimana banyak terjadidilingkungan pekerjaan non-formal. Hal ini yang menunjukan bahwa sanyapentingnya sebuah keselamatan dalam bekerja, sekalipun sektor tersebut hanya sedikit bahkan tidak sama sekali di dukung oleh pemerintah. Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan, dimana para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja. Ada juga pekerjaan dalam membangun bangunan di kota (pembangunan yang dibangun untuk pemerintah) dimana pekerjanya hanya menggunakan topi, sendal, skrap(penutup hidung dan mulut).
DASAR HUKUM. Undang-Undang Keselamatan kerja No.1 Tahun 1970, Undang-undang No. 2 Tahun 1963, dan peraturan-peraturan pelaksanaannya

A.    Tujuan keselamatan kerja

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
1.Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2.Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3.Mencegah/ mengurangi kematian.
4.Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5.Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
6.Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
7.Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.
8.Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9.Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan.

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
1.Manusia (pekerja dan masyarakat)
2.Benda (alat, mesin, bangunan dll)
3.Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan).     
Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
1.Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2.Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3.Mencegah dan mengurang bahaya peledakan.
4.Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
5.Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6.Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.
7.Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
8.Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9.Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10.menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11.menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12.Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
13.Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
14.Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang.
15.Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.


B.     Penyebab kecelakaan kerja

penyebab kecelakan kerja adalah adanya gejala yaitu perbuatan atau kondisi tidak selamat. Dimana gejala tersebut berakar pada kebijakan manajemen jika ditelusuri, maka sebab musabab dapat ditemukan dan kemungkinan adanya kerusakan atau luka-luka dapat diramalkan atau analisis resiko (Risk Analisis) dapat dilakukan dengan baik secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut
Perilaku tidak aman menurut Silalahi disebabkan oleh tiga hal yaitu;
1. Tidak tahu tata cara kerja yang aman atau tidak tahu perilaku yang berbahaya
2. Tidak mampu memenuhi persyaratan kerja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
3. Tahu seluruh peraturan dan persyaratan kerja, namun tidak mau memenuhi atau mematuhinya.
 Perilaku ini kemungkian disebabkan oleh adanya persepsi resiko dan atau persepsi terhadap kualitas pelaksanaan program kesehatan keselamatan kerja yang kurang tepat, sehingga cenderung mengabaikan petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja yang telah diberikan oleh pihak manajemen.
Suatu kecelakan kerja yang terjadi disuatu lokasi kerja terlebih dahulu diawali oleh beberapa kali kejadian nyaris kecelakaan kerja. Kecadian nyaris tersebut disebabkan oleh penyebab langsung (immediate causes) berupa banyaknya kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan banyaknya perilaku karyawan yang tidak aman (unsafe act) dilokasi kerja tersebut (Tjondro.1999).
Kondisi yang tidak aman meliputi kondisi lingkungan yang fisik tempat kerja berupa pengaturan sirkulasi udara, pengaturan penerangan, peralatan kerja dan pemakaian peralatan pengamanan kerja, sedangkan perilaku tidak aman meliputi;
1. Kondisi fisik karyawan yang kurang baik misalnya gangguan atau kerusakan alat indera dan stamina tubuh yang tidak stabil 
2. Kondisi psikis karyawan berupa emosi yang tidak stabil, kepribadian rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi kurang baik, motivasi kerja kurang, sikap yang ceroboh atau kurang cermat serta kurang pengetahuan dalam menggunakan fasilitas kerja terutama yang membawa resiko.
Menerangkan bahwa umumnya penyebab kecelakaan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu;
1. Tindakan manusia dalam bekerja yang menimbulkan bahaya-bahaya kecelakan. Sifat manusia yang lalai, malas, lupa, khilaf dan sembrono dapat mendatangkan akibat yang patal.
2. Lingkungan, failitas dan peralatan kerja yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Kurangnya fasilitas, rusaknya peralatan atau tidak tersedianya peralatan, atau tidak tersedianya peralatan yang memadai diertai lingkungan yang tidak memenuhi syarat, sadar atau tidak sadar akan mengundang kecelakan.
3. Hal-hal yang tidak terjangkau oleh manusia pada saat itu. Hal tersebut dinamakan faktor x yang perlu pula diperhatikan.
1. Kartu pertama Manajemen
Salah satu fungsi manajemen dalam semua tingkatan organisasi perusahaan adalah melakukan kontrol.Fungsi kontrol dalam suatu system manajemen sangat penting peranannya, yang berguna untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi didalam proses pelaksanaan program keselamatan kerja jika fungsi kontrol itu menjadi system tersendiri. Maka antara system antara sistem kontrol mempunyai hubungan timbal balik. 



2. Kartu Kedua (Asal Mula)
Asal mula taua penyebab yang sebenarnya dari peristiwa kecelakaan kerja, dibagi menjadi dua kelompok  yaitu:
a. Faktor Manusia
Faktor ini antara lain karena keadaan manusia yang tidak tahu, tidak terampil, kurang motivasi, atau adanya gangguan fisik maupun mental.
b. Faktor Pekerjaan
Faktor ini antara lain terdiri dari standar kerja, perawatan yang kurang tepat, atau alat-alat yang sudah aus karena pemakaian yang tidak wajar.

3. Kartu Ketiga (Gejala Atau Penyebab Semu)
Untuk menentukan suatu perbuatan atau kondisi tidak aman adalah sukar, oleh karean itu Bird menyarankan agar tindakan aman dan kondisi tidak aman diganti dengan istilah sub standard. 
4. Kartu Keempat Kontak
Kontak antara sumber bahaya dengan satu atau lebih anggota badan dapt menimbulkan kecelakaan yang timbul akibat kontak antara sumber bahaya dengan anggota badan, dapat berupa terbentur pada suatu benda, tergelincir pada permukaan licin, tersayat benda tajam, terjepit atau terlilit, jatuh ketingkat yang lebih rendah, jatuh pada tingkat yang sama, kontak dengan listrik, panas, dingin, radiasi, bahan beracun, kebisingan dan lain-lain.
5. Kartu Kelima Kerugian
Kecelakaan dapat menimbulkan kerugian, baik itu kerugian yang bersifat fisik pada pekerja dapat berupa luka, patah tulang dan lain-lain, sedangkan kerugian non fisik berupa gangguan mental psikologi pada pekerja yang terlibat kecelakaan. Disamping itu kecelakaan juga dapat menimbulkan kerugian karena adanya kerusakan pada mesin, peralatan atau bahan.

Studi yang telah dilakukan untuk mengetahui situasi apa saja yang dapat mengakibatkan kecelakaan, maka hasilnya memperlihatkan bahwa frekuensi kecelakaan bervariasi berdasarkan pada faktor pekerja, jadwal kerja, situasi sosial, faktor pekerjaan lainnya. Sehingga factor-faktor penyebab kecelakaan kerja dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu;
1. Faktor Manusia
Tenaga kerja manusia merupakan alat produksi yang rumit serta membutuhkan penanganan yang khusus ditinjau dari aspek tenaga, keluwesan, ketahanan, fisik dan mental, serta aspek psikologis dan aspek sosial serta mora. Faktor manusia dalam kecelakan kerja merupakan konsepsi klasik dalam usaha keselamatan kerja. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa pendekatan yaitu;
a. Berkaitan dengan ciri-ciri psikologis, fisik, dan kelainan-kelainan faal perseoranagn yang cenderung mempunyai pengaruh terhadap kecelakaan.
b. Berhubungan dengan factor rasa atau emosi
c. Bersangkutan dengan faktor-faktor manusiawi yang dikaitkan terhadap situasi pekerjaan
d. Cenderung untuk menilai bagaimana tingkat keserasian tenaga kerja terhadap proses pekerjaan.
2. Faktor Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja serta lingkungan yang kurang nyaman pun dapat menyebabkan manusia mengalami eksploitasi yang berlebihan, serta dapat menimbulkan akses negatif, dan dapat pula menimbulkan penyakit.
Tubuh manusia merupakan sesuatau yang sangat peka terhadap rangsangan, setiap alat, suhu, warna, atau cahaya, udara, musik dan getaran, dapat memberikan kesan yang mendorong seseorang untuk bekerja lebih dapat dibandingkan dengan kesan yang diberikan oleh warna biru.
3. Faktor Mesin dan Peralatan
System kerja mesin dan peralatan merupakan pusat perhatian dalam menghasilkan tingkat kerja yang diinginkan.Dalam operasinya tidak jarang mesin dan peralatan merupakan potensi yang dapat menimbulkan kecelakaan. Potensinya yang besar dalam menciptakan kecelakan mengharuskan perancang mesin dan peralatan mendesain suatu keadaan mesin yang aman bagi operator. Informasi dari prosedur pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan agar kehandalannya terjamin sangat penting diikuti dalam usaha mencegah terjadinya kecelakaan.
Keamaan dimulai dengan keamanan alat, keamanan mesin, keamanan proses dan keamanan lingkungan bukanlah suatu hal yang menjadi salah satu dari pertimbangan, tetapi pengamanan mekanik dan perbaikan rekayasa teknik adalah merupakan factor penting dalam pencegahan  banyak kecelakaan.
4. Faktor Bahan
Dalam suatu tempat kerja bahan merupakan benda yang menjadi pusat pengerjaan atau pengelolaan. Dalam setiap industri maka bahan yang harus diolah dalam beraneka ragam dalam sifat fisik dan kimia. Untuk jenis bahan yang berbeda memerlukan penangan yang berbeda pula.Dalam hal ini diperlukan perancangan alat material handling (penanganan material) yang sesuai dengan sifat fisik dan kimianya. Disampaing penangan hal diatas maka kualitas bahan yang diperlukan juga harus diperhatikan, tidak jarang bahwa barang yang berkualitas baik akan merangsang pekerja untuk bekerja dengan teliti dan bersemangat, dan sebaliknya jika yang jelek maka akan membuat pekerja menjadi jengkel dan ini dapat mengakibatkan pekerja melakukan kerjanya secara asal-asalan.Jika pekerja melakukan pekerjaan dengan rasa tidak enak.Ini merupakan suatu penyebab kecelakaan yang potensial.
Urutan terjadinya kecelakaan digambarkan sebagai hubungan sebab akibat dengan urutan sebagai berikut;
1. Fitrah Manusia.
Manusia memiliki fitrah serba ingin tahu, serba tergesa-gesa atau terburu-buru, Fitrah ini jika tidak dikendalikan akan merupakan sebab pertama dari seluruh urutan terjadinya kecelakan, yang mungkin saja akan mengakibatkan cedera, luka, peralatan rusak, produksi terhenti dan lain-lain.
2. Kekeliruan Manusia
Kekelirun merupakan sebab madya yang diakibatkan oleh sebab utama yaitu fitrah manusia. Hal ini dapat mengakibatkan lingkungan yang berbahaya atau penampilan diri yang membahayakan. Kesalahan ini disebut sub-penyebab atau kesalahan yang ada dalam diri manusia. Faktor ini tergan tung pada keadaan ego dari orang yang bersangkutan, seperti tempraremen, pengalaman, pengetahuan, keputusan akal, ide atau gagasan.
3. Lingkungan dan Perbuatan Yang Berbahaya
Lingkungan dan perbuatan yang berbahaya ini merupakan akibat dari ulah atau kekeliruan manusia yang dapat menyebabkana kecelakaan, yaitu lingkungan;
a. Mesin berjalan kurang sempurna, tidak berpelindung
b. Mesin kurang terawatt, licin, tajam, rebut
c. Model bangunan tidak cocok
d. Lingkungan tidak bersih, banyak sampah, minyak, geram tercecer
e. Cahaya tidak baik
f. Pakaian sempit, kurang pas, terlalu longgar mudah tertarik oleh putaran mesin
g. Ventilasi tidak baik
h. Prosedur kerja kurang baik
i. Cara menjalankan mesin atau kendaraan sembrono tidak ada ijin atau menggunakan pelindung diri

4. Peristiwa Diri
Rentetan peristiwa dari fitrah manusia sampai lingkungan dan perbuatan yang berbahaya menimbulkan kecelakaan yang tidak direncanakan atau dikehendaki.Kecelakan menimbulkan kerusakan baik itu fisik manusia seperti luka atau cacat maupun pada perusahan seperti kegiatan produksi terhenti.

5. Luka, Cidera, cacat, sakit, Kerusakan
Keadaan ini adalah kondisi yang merugikan karena menderita kehilangan baik fisik maupun jam produktif, dan dalam beberapa hal luka ini dapat menimbulkan kematian.

C.    Mengatasi kecelakaan kerja

Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yg mendadak. Tujuan dari pertolongan pertama ini adalah menyelamatkan jiwa korban, menciptakan lingkungan yang aman, mencegah terluka atauu sakit menjadi lebih buruk, mencegah kecacatan, mempercepat kesembuhan atau perwatan penderita setelah dirujuk ke rumah sakit, melindungi korban yang tidak sadar, menenangkan penderita atau korban yang terluka, mencarikan pertolongan lebih lanjut. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium biasanya sangat diperlukan pada saat terjadinya kecelakaan kerja ( keracunan, luka, percikan zat, tumpahnya zat, dan kebakaran). Selain itu upaya-upaya preventif sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja agar korban yang ditimbulkan tidak meluas.  Jenis-jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium biologi adalah :
Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir adalah yang lebih seringterjadi baik yang dapat diketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaruh jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, adalah akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia sebaiknya dilakukan jika dokter belum juga tiba di lokasi keracunan tersebut. Adapun cara mengatasi keracunan bahan kimia sebagai awal adalah pencegahan kontak bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin. Langkah-langkah untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
·         Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata dan organ tubuh lainnya)
·         Usahakan penderita keracunan tidak kedinginan.
·         Jangan memberikan minuman beralkohol kepada penderita karena akan mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh
·         Jika sukar bernafas, bantu dengan pernafasan dari mulut ke mulut
·         Segera bawa ke rumah sakit
Cara mengatasi keracunan bahan kimia juga dapat dilakukan dengan beberapa langkah lain jika bahan kimia racun tersebut masuk melalui mulut, kulit atau keracunan akibat adanya gas yang beracum beredar di sekeliling kita.
Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
·         Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya
·         Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah
·         Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam
·         Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban Antidote itu dalam keadaan serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.
Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun melalui kulit :
·         Cucilah bagian tubuh yang terkena dengan air bersih sedikitnya selama 15 menit.
·         Lepaskan pakaian yang terkena bahan kimia
·         Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, kecuali untuk keracunan yang lebih tinggi/tertentu lainnya
Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun berupa gas :
Untuk keracunan bahan kimia berupa gas maka sebaiknya memberikan udara segar sebaik-baiknya. Dan untuk pencegahan keracunan bahan kimia berupa gas sebaiknya sejak awal menggunakan masker. Sebab gas berupa klorin, hidrogen sulfida, fosgen, hidrogen sianida adalah bahan kimia gas yang sangat beracun.
Jadi, sebelum bekerja dengan bahan kimia, sebaiknya harus mengetahu lebih dahulu cara mengatasi keracunan bahan kimia tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
  Luka Bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol, dan sebagainya. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar adalah :
Bila mungkin segera bawa korban ke rumah sakit, apabila tidak mungkin dilakukan rendam bagian tubuh yg terbakar dalam wadah berisi air dingin
Apabila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan
Jangan tarik/menarik pakaian yang melekat di luka
Jangan memberi minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptic
 Jangan memecah lepuh
 Jangan menolong sendiri, kirim ke rumah sakit
Bila korban sadar berikan minum larutan garam (1/4 sendok teh tiap gelas 200cc), berikan satu gelas tiap jam.

Luka bakar akibat zat kimia :
Terkena larutan asam
1.      kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus 
2.      dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya 
3.      Selanjutnya cuci dengan 1% Na2CO3
4.      kemudian cuci lagi dengan air 
5.      Keringkan dan olesi dengan salep levertran.
 Terkena logam natrium atau kalium
1.      Logam yang nempel segera diambil 
2.      Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit 
3.      Netralkan dengan larutan 1% asam asetat 
4.      Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.
Terkena bromin
1.      Segera dicuci dengan larutan amonia encer 
2.       Luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3 
 Terkena phospor  
1.      Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya 
2.      Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4.
Luka bakar akibat benda panas
1.      Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran 
2.      Mencelupkan ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri agak berkurang.
  Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca ataupun karena tertusuk benda tajamluka sering terjadi padatangan atau mata karena pecahan kaca.
                        Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam
Cabut benda tersebut dengan hati-hati
Dekontaminasi luka
Desinfeksi luka
Beri obat pada luka
Beri pembalut pada luka agar tidak terkontaminasi
Laporkan pada petugas
Jika luka terlalu parah cari pertolongan medis

  Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi apabila suatu rekasi kimia antara bahan dengan oksigen yang menghasilkan energi berupa panas dan cahaya (api). Panas akan merambat ke sekelilingnya yang selanjutnya akan mempercepat pula kebakaran.
Berikut ini jenis-jenis kebakaran berdasarkan cara penanganannya :
Jenis A merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan-bahan “biasa” yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastik (mengandung karbon). Untuk mengatasinya digunakan alat pemadam kebakaran air, serbuk kering atau selimut api. Jangan menggunakan air jika resiko bahaya listrik.
Jenis B merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar, meliputi cairan, seperti minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk mengatasinya gunakan pemadam kebakaran jenis busa, cairan yang mudah menguap, karbon dioksida, serbuk kering, selimut api atau pasir. Jangan menggunakan busa bila ada kemungkinan resiko bahaya listrik, dan jangan sekali-sekali menggunakan air.
Jenis C bahan yang terbakar meliputi gas, misalnya metana, propana, acetilen, dan butana.Untuk mengatasinya menutup zat yang dapat menimbulkan gas yang mudah terbakar tersebut, dan dapat menggunakan pemadam kebakaran jenis BCF.
Jenis D kebakaran berasal dari logam (metal) yang mudah terbakar seperti natrium, kalium, dan magnesium. Untuk cara mengatasinya dengan menggunakan pasir atau selimut api.

   Sengatan listrik
Terkena sengatan listrik atau kesetrum sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian seketika. Arus listrik yang melewati tubuh akan merusakkan jaringan tubuh seperti saraf, otot, serta dapat mengacaukan kerja jantung. Pada korban tersengat (kesetrum) listrik korban sering kali jatuh pingsan, mengalami henti napas, denyut jantung tak teratur atau bisa jadi malah berhenti sama sekali, dan mengalami luka bakar yang luas.
Berikut ini yang harus anda lakukan untuk menangani korban yang tersengat listrik adalah :
Lihat keadaan sekitar dan kondisi korban

Perhatikan terlebih dahulu kondisi si korban dan sekitarnya. Lihat apakah korban masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan terburu-buru langsung menyentuh atau memegang si korban. Jika korban masih terhubung dengan listrik, bisa jadi kita akan ikut kesetrum, walhasil kita jadi ikut menjadi korban.
 Matikan sumber lisrik

Cari sumber listriknya dan matikan. Jika tidak bisa, singkirkan sumber listrik dari tubuh korban menggunakan benda yang tidak mengantarkan listrik, semisal kayu, plastik, atau karet.
 Pindahkan korban

Jika lokasi kejadian tidak aman, pindahkan korban ke tempat lain, lalu segera bawa korban ke pusat layanan medis terdekat. Bisa juga dengan menghubungi nomor darurat agar si korban dijemput.
 Lakukan perawatan

Sambil menuju atau menunggu bantuan medis datang, baringkan korban dalam posisi telentang. Posisi kaki diatur agar lebih tinggi dari kepala untuk mencegah terjadinya shock. Periksa pula pernapasan dan denyut jantungnya. Jika jantung atau napas korban terhenti, Anda bisa melakukan tindakan cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan catatan Anda menguasai teknik ini.

D.    Perlengkapan keselamatan kerja

  1. Sepatu Safety
Slide19
Sepatu berfungsi untuk melindungi kita dari bahaya, umumnya agar tidak terpeleset karena becek atau berlumpur, tidak bersentuhan langsung dengan benda panas an cairan kimia, tidak terkena sengatan listrik, dan sepatu ini kebanyakan dilapisi metal sehingga dapat melindungi kaki dari benda tajam atau berat.
2.      Sarung Tangan
Alat ini berfungsi sebagai pelindung tangan agar tidak terkena cidera, bahan kimia yang berbahaya jika bersentuhan langsung dengan tubuh, terhindar dari panas, dll. Tentu saja spesifikasi setiap sarung tangan dengan setiap tempat atau pekerjaan berbeda – beda.
  1. Masker
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTIbUOwJ0eHP_AlyIFS6gPX3h-MXbk4qGBbIi3S3dazSYkiNMWpO4nEcyg
Fungsi Masker Respirator – Alat Safety
Kebanyakan orang akan memakai masker saat bepergian untuk melindungi dari polusi atau ketika sedang sakit, namun bukan berarti saat berada di dalam ruangan, Anda bisa melepas masker begitu saja. Memang pada beberapa pekerjaan penggunaan masker tidak terlalu dibutuhkan, namun untuk pekerjaan dimana kita harus terus berhadapan dengan debu atau bahan beracun, penggunaan masker adalah suatu hal yang wajib. Masker dapat membantu kita tetap bernafas dengan mendapatkan kualitas udara yang baik karena masker sendiri fungsi utamanya adalah untuk menyaring udara kotor.
  1. Penutup Telinga
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Pada beberapa lingkungan kerja, kita akan membutuhkan ear plug ini untuk melindungi telinga kita dari kebisingan atau suara yang memekakkan telinga. Telinga kita tidak akan mampu menerima suara dengan intensitas yang tinggi dengan frekuensi yang tidak sesuai untuk ukuran telinga manusia. Misalnya saat kita bekerja di lapangan udara, maka kita tidak akan mampu menahan suara bising yang berasal dari pesawat.
  1. Kacamata pengaman (Safety Glasses)
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Seperti halnya telinga yang tidak bisa menerima bising suara, mata kita pun harus kita jaga dari risiko terkena benda tajam, bahan kimia, atau percikan api. Setiap pekerjaan yang membutuhkan kacamata pasti mempunyai spesifikasinya sendiri tergantung paad situasi dan tempat dari lingkungan kerja. Tukang las misalnya membutuhkan kacamata yang membuatnya terhindar dari percikan api atau besi yang sedang dilas.
  1. Pelindung Wajah (Face Shield)
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Pelindung wajah dapat melindungi bagian wajah dari terkena percikan api, pecahan benda tajam, maupun benda asing lainnya. Misalnya digunakan saat kita menggergaji atau menggerinda benda tertentu.
  1. Helm Pelindung Kepala (Safety Helmet)
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Kepala merupakan bagian tubuh yang paling diutamakan untuk dilindungi karena dalam kerangka kepala terdapat otak yang mempunyai fungsi vital dalam tubuh karena itu kita harus memberikan perlindungan khusus dengan memakai helm yang berguna untuk melindungi kepala kita dari risiko terkena benda yang membentur kepala baik secara langsung maupun tidak langsung.
  1. Tali Pengaman
Seperti yang telah di awal, bahwa risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Para pelaku kerja harus memastikan bahwa pekerjanya memakai serangkaian peralatan keselamatan kerja. Nah, saat berada di tempat yang tinggi, kita memerlukan alat pelindung berupa safety harness ini untuk membuat kita tetap terikat dengan benda yang menopang kita saat jatuh. Alat ini biasanya digunakan saat bekerja pada ketinggian diatas 1.8 meter.







BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.


SARAN

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA



  

KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini tepat pada waktunya. Tugas ini membahas tentang Kesehatan dan keselamatan kerja.
                                                     
Dalam penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
                           
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.

Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

MEDAN 11 NOVEMBER  2016
PENULIS



DAFTAR ISI






BAB I. PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan.
 Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapatdiselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).Masalah keamanan dan keselamatan kerja menjadi sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja bearti dapat menekan biaya operasional pekerjaan.
 Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran, yang pada akhirnya mengurangi keuntungan perusahaan. Dalam kasus kecelakan yang berat, kerugian yang ditimbulkan tidak hanya menyangkut aspek financial (dana), tetapi bisa menyebabkan cacat pada pekerja bahkan mungkin meninggal dunia. Keselamatan kerja sebenarnya sudah diupayakan oleh manusia sudah sejak lama. Dalam melaksanakan pekerjaan, secara tidak sengaja dalam keadaan sadar atau tidak sadar, manusia pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cidera bahkan mungkin sampai merenggut nyawa.
Dari kenyataan tersebut, manusia berusaha untuk tidak mengalami kecelakaan atau kejadian serupa tidak akan terulang lagi. Tentunya cara-cara yangditerapkan pada jaman dahulu, berbeda dengan yang diterapkan sekarang. Yang jelas upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki peralatan kerja dan cara (sistem) kerjanya.

B.     TUJUAN

untuk mengetahui lebih lanjut tentang keselamatan dan kesehatan kerja.Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga kita mengerjakan suatu pekerjaan di bengkel atau industri sudah tahu keselamatn dan kesehatan kerja.





BAB II. PEMBAHASAN

Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau kerusakan.Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja,(terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan). Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda.Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai dimana banyak terjadidilingkungan pekerjaan non-formal. Hal ini yang menunjukan bahwa sanyapentingnya sebuah keselamatan dalam bekerja, sekalipun sektor tersebut hanya sedikit bahkan tidak sama sekali di dukung oleh pemerintah. Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan, dimana para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja. Ada juga pekerjaan dalam membangun bangunan di kota (pembangunan yang dibangun untuk pemerintah) dimana pekerjanya hanya menggunakan topi, sendal, skrap(penutup hidung dan mulut).
DASAR HUKUM. Undang-Undang Keselamatan kerja No.1 Tahun 1970, Undang-undang No. 2 Tahun 1963, dan peraturan-peraturan pelaksanaannya

A.    Tujuan keselamatan kerja

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
1.Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2.Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3.Mencegah/ mengurangi kematian.
4.Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5.Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
6.Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.
7.Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.
8.Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9.Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan.

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
1.Manusia (pekerja dan masyarakat)
2.Benda (alat, mesin, bangunan dll)
3.Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan).     
Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
1.Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2.Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3.Mencegah dan mengurang bahaya peledakan.
4.Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.
5.Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6.Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.
7.Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
8.Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9.Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
10.menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
11.menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12.Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
13.Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
14.Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang.
15.Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.


B.     Penyebab kecelakaan kerja

penyebab kecelakan kerja adalah adanya gejala yaitu perbuatan atau kondisi tidak selamat. Dimana gejala tersebut berakar pada kebijakan manajemen jika ditelusuri, maka sebab musabab dapat ditemukan dan kemungkinan adanya kerusakan atau luka-luka dapat diramalkan atau analisis resiko (Risk Analisis) dapat dilakukan dengan baik secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut
Perilaku tidak aman menurut Silalahi disebabkan oleh tiga hal yaitu;
1. Tidak tahu tata cara kerja yang aman atau tidak tahu perilaku yang berbahaya
2. Tidak mampu memenuhi persyaratan kerja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
3. Tahu seluruh peraturan dan persyaratan kerja, namun tidak mau memenuhi atau mematuhinya.
 Perilaku ini kemungkian disebabkan oleh adanya persepsi resiko dan atau persepsi terhadap kualitas pelaksanaan program kesehatan keselamatan kerja yang kurang tepat, sehingga cenderung mengabaikan petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja yang telah diberikan oleh pihak manajemen.
Suatu kecelakan kerja yang terjadi disuatu lokasi kerja terlebih dahulu diawali oleh beberapa kali kejadian nyaris kecelakaan kerja. Kecadian nyaris tersebut disebabkan oleh penyebab langsung (immediate causes) berupa banyaknya kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan banyaknya perilaku karyawan yang tidak aman (unsafe act) dilokasi kerja tersebut (Tjondro.1999).
Kondisi yang tidak aman meliputi kondisi lingkungan yang fisik tempat kerja berupa pengaturan sirkulasi udara, pengaturan penerangan, peralatan kerja dan pemakaian peralatan pengamanan kerja, sedangkan perilaku tidak aman meliputi;
1. Kondisi fisik karyawan yang kurang baik misalnya gangguan atau kerusakan alat indera dan stamina tubuh yang tidak stabil 
2. Kondisi psikis karyawan berupa emosi yang tidak stabil, kepribadian rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi kurang baik, motivasi kerja kurang, sikap yang ceroboh atau kurang cermat serta kurang pengetahuan dalam menggunakan fasilitas kerja terutama yang membawa resiko.
Menerangkan bahwa umumnya penyebab kecelakaan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu;
1. Tindakan manusia dalam bekerja yang menimbulkan bahaya-bahaya kecelakan. Sifat manusia yang lalai, malas, lupa, khilaf dan sembrono dapat mendatangkan akibat yang patal.
2. Lingkungan, failitas dan peralatan kerja yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Kurangnya fasilitas, rusaknya peralatan atau tidak tersedianya peralatan, atau tidak tersedianya peralatan yang memadai diertai lingkungan yang tidak memenuhi syarat, sadar atau tidak sadar akan mengundang kecelakan.
3. Hal-hal yang tidak terjangkau oleh manusia pada saat itu. Hal tersebut dinamakan faktor x yang perlu pula diperhatikan.
1. Kartu pertama Manajemen
Salah satu fungsi manajemen dalam semua tingkatan organisasi perusahaan adalah melakukan kontrol.Fungsi kontrol dalam suatu system manajemen sangat penting peranannya, yang berguna untuk melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi didalam proses pelaksanaan program keselamatan kerja jika fungsi kontrol itu menjadi system tersendiri. Maka antara system antara sistem kontrol mempunyai hubungan timbal balik. 



2. Kartu Kedua (Asal Mula)
Asal mula taua penyebab yang sebenarnya dari peristiwa kecelakaan kerja, dibagi menjadi dua kelompok  yaitu:
a. Faktor Manusia
Faktor ini antara lain karena keadaan manusia yang tidak tahu, tidak terampil, kurang motivasi, atau adanya gangguan fisik maupun mental.
b. Faktor Pekerjaan
Faktor ini antara lain terdiri dari standar kerja, perawatan yang kurang tepat, atau alat-alat yang sudah aus karena pemakaian yang tidak wajar.

3. Kartu Ketiga (Gejala Atau Penyebab Semu)
Untuk menentukan suatu perbuatan atau kondisi tidak aman adalah sukar, oleh karean itu Bird menyarankan agar tindakan aman dan kondisi tidak aman diganti dengan istilah sub standard. 
4. Kartu Keempat Kontak
Kontak antara sumber bahaya dengan satu atau lebih anggota badan dapt menimbulkan kecelakaan yang timbul akibat kontak antara sumber bahaya dengan anggota badan, dapat berupa terbentur pada suatu benda, tergelincir pada permukaan licin, tersayat benda tajam, terjepit atau terlilit, jatuh ketingkat yang lebih rendah, jatuh pada tingkat yang sama, kontak dengan listrik, panas, dingin, radiasi, bahan beracun, kebisingan dan lain-lain.
5. Kartu Kelima Kerugian
Kecelakaan dapat menimbulkan kerugian, baik itu kerugian yang bersifat fisik pada pekerja dapat berupa luka, patah tulang dan lain-lain, sedangkan kerugian non fisik berupa gangguan mental psikologi pada pekerja yang terlibat kecelakaan. Disamping itu kecelakaan juga dapat menimbulkan kerugian karena adanya kerusakan pada mesin, peralatan atau bahan.

Studi yang telah dilakukan untuk mengetahui situasi apa saja yang dapat mengakibatkan kecelakaan, maka hasilnya memperlihatkan bahwa frekuensi kecelakaan bervariasi berdasarkan pada faktor pekerja, jadwal kerja, situasi sosial, faktor pekerjaan lainnya. Sehingga factor-faktor penyebab kecelakaan kerja dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu;
1. Faktor Manusia
Tenaga kerja manusia merupakan alat produksi yang rumit serta membutuhkan penanganan yang khusus ditinjau dari aspek tenaga, keluwesan, ketahanan, fisik dan mental, serta aspek psikologis dan aspek sosial serta mora. Faktor manusia dalam kecelakan kerja merupakan konsepsi klasik dalam usaha keselamatan kerja. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa pendekatan yaitu;
a. Berkaitan dengan ciri-ciri psikologis, fisik, dan kelainan-kelainan faal perseoranagn yang cenderung mempunyai pengaruh terhadap kecelakaan.
b. Berhubungan dengan factor rasa atau emosi
c. Bersangkutan dengan faktor-faktor manusiawi yang dikaitkan terhadap situasi pekerjaan
d. Cenderung untuk menilai bagaimana tingkat keserasian tenaga kerja terhadap proses pekerjaan.
2. Faktor Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja ini dapat mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja serta lingkungan yang kurang nyaman pun dapat menyebabkan manusia mengalami eksploitasi yang berlebihan, serta dapat menimbulkan akses negatif, dan dapat pula menimbulkan penyakit.
Tubuh manusia merupakan sesuatau yang sangat peka terhadap rangsangan, setiap alat, suhu, warna, atau cahaya, udara, musik dan getaran, dapat memberikan kesan yang mendorong seseorang untuk bekerja lebih dapat dibandingkan dengan kesan yang diberikan oleh warna biru.
3. Faktor Mesin dan Peralatan
System kerja mesin dan peralatan merupakan pusat perhatian dalam menghasilkan tingkat kerja yang diinginkan.Dalam operasinya tidak jarang mesin dan peralatan merupakan potensi yang dapat menimbulkan kecelakaan. Potensinya yang besar dalam menciptakan kecelakan mengharuskan perancang mesin dan peralatan mendesain suatu keadaan mesin yang aman bagi operator. Informasi dari prosedur pengoperasian dan perawatan mesin atau peralatan agar kehandalannya terjamin sangat penting diikuti dalam usaha mencegah terjadinya kecelakaan.
Keamaan dimulai dengan keamanan alat, keamanan mesin, keamanan proses dan keamanan lingkungan bukanlah suatu hal yang menjadi salah satu dari pertimbangan, tetapi pengamanan mekanik dan perbaikan rekayasa teknik adalah merupakan factor penting dalam pencegahan  banyak kecelakaan.
4. Faktor Bahan
Dalam suatu tempat kerja bahan merupakan benda yang menjadi pusat pengerjaan atau pengelolaan. Dalam setiap industri maka bahan yang harus diolah dalam beraneka ragam dalam sifat fisik dan kimia. Untuk jenis bahan yang berbeda memerlukan penangan yang berbeda pula.Dalam hal ini diperlukan perancangan alat material handling (penanganan material) yang sesuai dengan sifat fisik dan kimianya. Disampaing penangan hal diatas maka kualitas bahan yang diperlukan juga harus diperhatikan, tidak jarang bahwa barang yang berkualitas baik akan merangsang pekerja untuk bekerja dengan teliti dan bersemangat, dan sebaliknya jika yang jelek maka akan membuat pekerja menjadi jengkel dan ini dapat mengakibatkan pekerja melakukan kerjanya secara asal-asalan.Jika pekerja melakukan pekerjaan dengan rasa tidak enak.Ini merupakan suatu penyebab kecelakaan yang potensial.
Urutan terjadinya kecelakaan digambarkan sebagai hubungan sebab akibat dengan urutan sebagai berikut;
1. Fitrah Manusia.
Manusia memiliki fitrah serba ingin tahu, serba tergesa-gesa atau terburu-buru, Fitrah ini jika tidak dikendalikan akan merupakan sebab pertama dari seluruh urutan terjadinya kecelakan, yang mungkin saja akan mengakibatkan cedera, luka, peralatan rusak, produksi terhenti dan lain-lain.
2. Kekeliruan Manusia
Kekelirun merupakan sebab madya yang diakibatkan oleh sebab utama yaitu fitrah manusia. Hal ini dapat mengakibatkan lingkungan yang berbahaya atau penampilan diri yang membahayakan. Kesalahan ini disebut sub-penyebab atau kesalahan yang ada dalam diri manusia. Faktor ini tergan tung pada keadaan ego dari orang yang bersangkutan, seperti tempraremen, pengalaman, pengetahuan, keputusan akal, ide atau gagasan.
3. Lingkungan dan Perbuatan Yang Berbahaya
Lingkungan dan perbuatan yang berbahaya ini merupakan akibat dari ulah atau kekeliruan manusia yang dapat menyebabkana kecelakaan, yaitu lingkungan;
a. Mesin berjalan kurang sempurna, tidak berpelindung
b. Mesin kurang terawatt, licin, tajam, rebut
c. Model bangunan tidak cocok
d. Lingkungan tidak bersih, banyak sampah, minyak, geram tercecer
e. Cahaya tidak baik
f. Pakaian sempit, kurang pas, terlalu longgar mudah tertarik oleh putaran mesin
g. Ventilasi tidak baik
h. Prosedur kerja kurang baik
i. Cara menjalankan mesin atau kendaraan sembrono tidak ada ijin atau menggunakan pelindung diri

4. Peristiwa Diri
Rentetan peristiwa dari fitrah manusia sampai lingkungan dan perbuatan yang berbahaya menimbulkan kecelakaan yang tidak direncanakan atau dikehendaki.Kecelakan menimbulkan kerusakan baik itu fisik manusia seperti luka atau cacat maupun pada perusahan seperti kegiatan produksi terhenti.

5. Luka, Cidera, cacat, sakit, Kerusakan
Keadaan ini adalah kondisi yang merugikan karena menderita kehilangan baik fisik maupun jam produktif, dan dalam beberapa hal luka ini dapat menimbulkan kematian.

C.    Mengatasi kecelakaan kerja

Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yg mendadak. Tujuan dari pertolongan pertama ini adalah menyelamatkan jiwa korban, menciptakan lingkungan yang aman, mencegah terluka atauu sakit menjadi lebih buruk, mencegah kecacatan, mempercepat kesembuhan atau perwatan penderita setelah dirujuk ke rumah sakit, melindungi korban yang tidak sadar, menenangkan penderita atau korban yang terluka, mencarikan pertolongan lebih lanjut. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium biasanya sangat diperlukan pada saat terjadinya kecelakaan kerja ( keracunan, luka, percikan zat, tumpahnya zat, dan kebakaran). Selain itu upaya-upaya preventif sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja agar korban yang ditimbulkan tidak meluas.  Jenis-jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium biologi adalah :
Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir adalah yang lebih seringterjadi baik yang dapat diketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaruh jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, adalah akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia sebaiknya dilakukan jika dokter belum juga tiba di lokasi keracunan tersebut. Adapun cara mengatasi keracunan bahan kimia sebagai awal adalah pencegahan kontak bahan kimia dengan tubuh secepat mungkin. Langkah-langkah untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
·         Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh (kulit, mata dan organ tubuh lainnya)
·         Usahakan penderita keracunan tidak kedinginan.
·         Jangan memberikan minuman beralkohol kepada penderita karena akan mempercepat penyerapan racun di dalam tubuh
·         Jika sukar bernafas, bantu dengan pernafasan dari mulut ke mulut
·         Segera bawa ke rumah sakit
Cara mengatasi keracunan bahan kimia juga dapat dilakukan dengan beberapa langkah lain jika bahan kimia racun tersebut masuk melalui mulut, kulit atau keracunan akibat adanya gas yang beracum beredar di sekeliling kita.
Berilah minum berupa air atau susu 2 hingga 4 gelas.
·         Jika korban keracunan sedang dalam keadaan pingsan, jangan memasukkan sesuatu (berupa makanan/minuman) melalui mulutnya
·         Masukkan jari telunjuk ke dalam mulut korban sambil menggerak-gerakkan jari di bagian pangkal lidah dengan tujuan agar si korban muntah
·         Jangan melakukan poin di atas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam
·         Berilah 1 sendok antidote dan segelas air hangat kepada korban Antidote itu dalam keadaan serbuk dan terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.
Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun melalui kulit :
·         Cucilah bagian tubuh yang terkena dengan air bersih sedikitnya selama 15 menit.
·         Lepaskan pakaian yang terkena bahan kimia
·         Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, kecuali untuk keracunan yang lebih tinggi/tertentu lainnya
Cara mengatasi keracunan bahan kimia jika bahan racun berupa gas :
Untuk keracunan bahan kimia berupa gas maka sebaiknya memberikan udara segar sebaik-baiknya. Dan untuk pencegahan keracunan bahan kimia berupa gas sebaiknya sejak awal menggunakan masker. Sebab gas berupa klorin, hidrogen sulfida, fosgen, hidrogen sianida adalah bahan kimia gas yang sangat beracun.
Jadi, sebelum bekerja dengan bahan kimia, sebaiknya harus mengetahu lebih dahulu cara mengatasi keracunan bahan kimia tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
  Luka Bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol, dan sebagainya. Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar adalah :
Bila mungkin segera bawa korban ke rumah sakit, apabila tidak mungkin dilakukan rendam bagian tubuh yg terbakar dalam wadah berisi air dingin
Apabila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan
Jangan tarik/menarik pakaian yang melekat di luka
Jangan memberi minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptic
 Jangan memecah lepuh
 Jangan menolong sendiri, kirim ke rumah sakit
Bila korban sadar berikan minum larutan garam (1/4 sendok teh tiap gelas 200cc), berikan satu gelas tiap jam.

Luka bakar akibat zat kimia :
Terkena larutan asam
1.      kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus 
2.      dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya 
3.      Selanjutnya cuci dengan 1% Na2CO3
4.      kemudian cuci lagi dengan air 
5.      Keringkan dan olesi dengan salep levertran.
 Terkena logam natrium atau kalium
1.      Logam yang nempel segera diambil 
2.      Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit 
3.      Netralkan dengan larutan 1% asam asetat 
4.      Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.
Terkena bromin
1.      Segera dicuci dengan larutan amonia encer 
2.       Luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3 
 Terkena phospor  
1.      Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya 
2.      Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4.
Luka bakar akibat benda panas
1.      Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran 
2.      Mencelupkan ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri agak berkurang.
  Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca ataupun karena tertusuk benda tajamluka sering terjadi padatangan atau mata karena pecahan kaca.
                        Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam
Cabut benda tersebut dengan hati-hati
Dekontaminasi luka
Desinfeksi luka
Beri obat pada luka
Beri pembalut pada luka agar tidak terkontaminasi
Laporkan pada petugas
Jika luka terlalu parah cari pertolongan medis

  Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi apabila suatu rekasi kimia antara bahan dengan oksigen yang menghasilkan energi berupa panas dan cahaya (api). Panas akan merambat ke sekelilingnya yang selanjutnya akan mempercepat pula kebakaran.
Berikut ini jenis-jenis kebakaran berdasarkan cara penanganannya :
Jenis A merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan-bahan “biasa” yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastik (mengandung karbon). Untuk mengatasinya digunakan alat pemadam kebakaran air, serbuk kering atau selimut api. Jangan menggunakan air jika resiko bahaya listrik.
Jenis B merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar, meliputi cairan, seperti minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk mengatasinya gunakan pemadam kebakaran jenis busa, cairan yang mudah menguap, karbon dioksida, serbuk kering, selimut api atau pasir. Jangan menggunakan busa bila ada kemungkinan resiko bahaya listrik, dan jangan sekali-sekali menggunakan air.
Jenis C bahan yang terbakar meliputi gas, misalnya metana, propana, acetilen, dan butana.Untuk mengatasinya menutup zat yang dapat menimbulkan gas yang mudah terbakar tersebut, dan dapat menggunakan pemadam kebakaran jenis BCF.
Jenis D kebakaran berasal dari logam (metal) yang mudah terbakar seperti natrium, kalium, dan magnesium. Untuk cara mengatasinya dengan menggunakan pasir atau selimut api.

   Sengatan listrik
Terkena sengatan listrik atau kesetrum sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian seketika. Arus listrik yang melewati tubuh akan merusakkan jaringan tubuh seperti saraf, otot, serta dapat mengacaukan kerja jantung. Pada korban tersengat (kesetrum) listrik korban sering kali jatuh pingsan, mengalami henti napas, denyut jantung tak teratur atau bisa jadi malah berhenti sama sekali, dan mengalami luka bakar yang luas.
Berikut ini yang harus anda lakukan untuk menangani korban yang tersengat listrik adalah :
Lihat keadaan sekitar dan kondisi korban

Perhatikan terlebih dahulu kondisi si korban dan sekitarnya. Lihat apakah korban masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan terburu-buru langsung menyentuh atau memegang si korban. Jika korban masih terhubung dengan listrik, bisa jadi kita akan ikut kesetrum, walhasil kita jadi ikut menjadi korban.
 Matikan sumber lisrik

Cari sumber listriknya dan matikan. Jika tidak bisa, singkirkan sumber listrik dari tubuh korban menggunakan benda yang tidak mengantarkan listrik, semisal kayu, plastik, atau karet.
 Pindahkan korban

Jika lokasi kejadian tidak aman, pindahkan korban ke tempat lain, lalu segera bawa korban ke pusat layanan medis terdekat. Bisa juga dengan menghubungi nomor darurat agar si korban dijemput.
 Lakukan perawatan

Sambil menuju atau menunggu bantuan medis datang, baringkan korban dalam posisi telentang. Posisi kaki diatur agar lebih tinggi dari kepala untuk mencegah terjadinya shock. Periksa pula pernapasan dan denyut jantungnya. Jika jantung atau napas korban terhenti, Anda bisa melakukan tindakan cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan catatan Anda menguasai teknik ini.

D.    Perlengkapan keselamatan kerja

  1. Sepatu Safety
Slide19
Sepatu berfungsi untuk melindungi kita dari bahaya, umumnya agar tidak terpeleset karena becek atau berlumpur, tidak bersentuhan langsung dengan benda panas an cairan kimia, tidak terkena sengatan listrik, dan sepatu ini kebanyakan dilapisi metal sehingga dapat melindungi kaki dari benda tajam atau berat.
2.      Sarung Tangan
Alat ini berfungsi sebagai pelindung tangan agar tidak terkena cidera, bahan kimia yang berbahaya jika bersentuhan langsung dengan tubuh, terhindar dari panas, dll. Tentu saja spesifikasi setiap sarung tangan dengan setiap tempat atau pekerjaan berbeda – beda.
  1. Masker
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTIbUOwJ0eHP_AlyIFS6gPX3h-MXbk4qGBbIi3S3dazSYkiNMWpO4nEcyg
Fungsi Masker Respirator – Alat Safety
Kebanyakan orang akan memakai masker saat bepergian untuk melindungi dari polusi atau ketika sedang sakit, namun bukan berarti saat berada di dalam ruangan, Anda bisa melepas masker begitu saja. Memang pada beberapa pekerjaan penggunaan masker tidak terlalu dibutuhkan, namun untuk pekerjaan dimana kita harus terus berhadapan dengan debu atau bahan beracun, penggunaan masker adalah suatu hal yang wajib. Masker dapat membantu kita tetap bernafas dengan mendapatkan kualitas udara yang baik karena masker sendiri fungsi utamanya adalah untuk menyaring udara kotor.
  1. Penutup Telinga
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Pada beberapa lingkungan kerja, kita akan membutuhkan ear plug ini untuk melindungi telinga kita dari kebisingan atau suara yang memekakkan telinga. Telinga kita tidak akan mampu menerima suara dengan intensitas yang tinggi dengan frekuensi yang tidak sesuai untuk ukuran telinga manusia. Misalnya saat kita bekerja di lapangan udara, maka kita tidak akan mampu menahan suara bising yang berasal dari pesawat.
  1. Kacamata pengaman (Safety Glasses)
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Seperti halnya telinga yang tidak bisa menerima bising suara, mata kita pun harus kita jaga dari risiko terkena benda tajam, bahan kimia, atau percikan api. Setiap pekerjaan yang membutuhkan kacamata pasti mempunyai spesifikasinya sendiri tergantung paad situasi dan tempat dari lingkungan kerja. Tukang las misalnya membutuhkan kacamata yang membuatnya terhindar dari percikan api atau besi yang sedang dilas.
  1. Pelindung Wajah (Face Shield)
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Pelindung wajah dapat melindungi bagian wajah dari terkena percikan api, pecahan benda tajam, maupun benda asing lainnya. Misalnya digunakan saat kita menggergaji atau menggerinda benda tertentu.
  1. Helm Pelindung Kepala (Safety Helmet)
Hasil gambar untuk PENUTUP TELINGA K3
Kepala merupakan bagian tubuh yang paling diutamakan untuk dilindungi karena dalam kerangka kepala terdapat otak yang mempunyai fungsi vital dalam tubuh karena itu kita harus memberikan perlindungan khusus dengan memakai helm yang berguna untuk melindungi kepala kita dari risiko terkena benda yang membentur kepala baik secara langsung maupun tidak langsung.
  1. Tali Pengaman
Seperti yang telah di awal, bahwa risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Para pelaku kerja harus memastikan bahwa pekerjanya memakai serangkaian peralatan keselamatan kerja. Nah, saat berada di tempat yang tinggi, kita memerlukan alat pelindung berupa safety harness ini untuk membuat kita tetap terikat dengan benda yang menopang kita saat jatuh. Alat ini biasanya digunakan saat bekerja pada ketinggian diatas 1.8 meter.







BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.


SARAN

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar